Pantun Alat Musik Tradisional Angklung dalam Budaya Kalbar

Kalbarpost.com – Hati rindu berat, sungguh terasa mendalam Ingin pulang kampung, melepas kerinduan Angklung berasal dari tanah Sunda yang terbilang dalam Nama angklung diambil dari kata ‘angka’ dan ‘lung’ sebagai perpaduan
Dari Pontianak ke Tarakan, perjalanan serasa singkat Sampai di sana segar dengan jus jambu Angklung dimainkan dengan gerakan ringan dan tepat Menghasilkan suara dari tabung bambu yang bergerak satu-satu
Gula aren dicampur dalam ketan, sungguh lezat. Manis menyatu sempurna dengan rasa
Angklung memiliki dua jenis, tradisional dan modern yang bersemangat. Berfungsi untuk upacara adat, pesta panen, hingga sambut tamu kehormatan bangsa
Masuk ke butik, beragam barang unik memikat pandangan. Penjual melayani dengan ramah tanpa terburu. Keistimewaan angklung ada pada sistem pentatonik yang sederhana dan menawan. Memudahkan siapa saja untuk memainkan alunan bambu
Beli manisan dan asinan, rasanya manis dan asam berpadu. Letakkan di atas meja, suguhan yang nikmat. Angklung dipercaya sebagai alat musik dengan kekuatan mistis terselubung. Menakuti para penjajah yang mendengar getarannya dengan khidmat
Sarapan pagi dengan kismis dan brownies yang lezat menggugah rasa. Mengawali hari dengan penuh semangat. Sang seniman angklung dari Pontianak, Bayu Prakoso namanya. Penuh optimisme, selalu keren dengan bakat yang memikat
Pantun di atas memberikan penghormatan pada alat musik angklung, menonjolkan asal-usulnya dari Jawa Barat dan memperkenalkan perannya dalam budaya di Kalbar, termasuk pengaruhnya dalam seni dan sejarah.
(Iip/red)