Kalbarpost.com – Ceramah berisi kampanye politik identitas bermutan SARA viral dilakukan oleh seorang Ustad Hatoli Salman. Ia secara terang-terangan berkampanye politik diduga menyudutkan salah satu Calon Bupati Sambas, yakni H. Satono – Hero.

Kampanye tersebut secara jelas (dalam spanduk lokasi ceramah jelas tertulis) dilakukan di masjid di salah satu pemukiman warga Sambas. Dalam peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU), bahwa tempat ibadah dilarang dijadikan kampanye politik.

Ustad Hatoli berkilah, bahwa ceramah berisi kampanye politik tersebut dilakukan di Desa Sungai Daun, Kecamatan Selakau. Padahal terlihat nyata ada spanduk (banner) saat Ia ceramah itu berada di dalam masjid Istiqomah, Kampung Somel, Desa Sui Nyirih, Kecamatan Selakau, Sambas.

Isi ceramah tersebut, memprovokasi warga Sambas, dan menyudukan Paslon nomor 2 H. Satono – Hero. Ustad Hatoli mengibaratkan bahwa Pilkada Sambas 2024 dianalogikan seperti perang Uhud. Hal ini memperkeruh suasana Pilkada di Sambas. Padahal, masyarakat Sambas butuh Pilkada damai, bukan kampanye menyulut permusuhan.

Kampanye politik identitas yang digelorakan Ustad Hatoli membuat kepercayaan warga Sambas pada tokoh agama menurun, lantaran isi ceramah Ustadz Hatoli yang memprovokasi antar umat.

“Seorang ustad seharusnya menjadi penyejuk umat, bukan malah memperkeruh dan memanfaatkan ceramah dengan muatan kampanye politik. Itu sudah salah jalan,” tutur Siti Qomariyah, salah satu warga Kampung Somel, Sambas.

Hal senada juga diutarakan, Kholis, warga Desa Desa Sui Nyirih, Ia menilai sekelas Ustad Hatoli tidak elok berbicara soal politik di masjid, apalagi menyudutkan salah satu Paslon Bupati Sambas.

“Jangan bawa – bawa politik ke masjid. Di video yang viral sudah jelas terbukti terlihat, Dia (Ustad Hatoli) ceramah di masjid. Masa Dia masih saja menggelak (membantah). Jangan bodoh – bodohi masyarakat,” tandasnya.

(Khaidir / red)